Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Buku Komet Minor









Perebutan Tiga Potongan Tombak Pusaka

Judul                : Komet Minor
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, April 2019
Tebal               : 376 halaman
ISBN               : 9786020623405
Komet Minor merupakan kelanjutan dari sekuel novel galaksinya Tere Liye. Bagi penggemar sekuel tersebut, pasti telah mengetahui novel-novel sebelumnya, yaitu Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Komet, serta Ceros dan Bartozar.
Raib, Seli, dan Ali benar-benar tidak menyengka mengenai keberadaan Klan Komet Minor, yang ternyata terletak di dasar perut ikan raksasa. Si Tanpa Mahkota tentu saja juga ikut masuk ke klan tersebut. Apa pun akan dilakukan olehnya demi bisa menguasai semua Klan. Rasa tamaknya tak berkesudahan, terlebih di Klan Komet Minor terdapat pusaka ampuh.
Finale menciptakan senjata untuk melawan petualang antarklan yang jahat. Senjata itu bisa membantu banyak hal. “Setelah menggabungkan tiga potongan paling kuat dalam sebuah senjata, Finale berhasil membuat pusaka. Bentuknya tombak. Senjata itu hebat sekali, bisa menghancurkan apa saja yang terkena hantamannya,” (hlm 128). Sayangnya, senjata tersebut tidak dijaga dengan baik sehingga dicuri oleh petualang antarklan, dan terjadilah keributan besar di Kota Archantum.
Jika pada petualangan sebelumnya mereka hanya bertiga, maka pada petualangan kali ini ada Bartozar, yang menemani mereka. “Ini seru. Sejak kami tahu tentang dunia paralel, berpetualang ke mana-mana, kami bertiga tidak pernah punya guru. Kami belajar autodidak menguasai teknik-teknik tersebut. Tapi pagi ini, di klan antah-berantah, Bartozar mengajari kami,” (hlm 51).
Seperti biasa, Tere Liye akan menggambarkan dengan detail, seperti apa klan yang menjadi setting petualangan ketiga tokoh utama. Di Klan Komet Minor ada pohon berduri tajam, menjulang tinggi puluhan meter dengan dahan, daun, buah, dan bunga yang berbentuk duri. Selain itu, mereka bertemu dengan hewan mirip cacingdi dunia, tapi panjangnya hingga lima meter, dengan diameter tak kurang dari setengah meter. Cacing tersebut memiliki dua mata hijau dan tanduk warna hijau. Mulutnya terbuka menunjukkan taring-taring tajam yang mirip gading gajah, “Belum habis kagetku, cacing itu mengeluarkan cairan hijau dari mulutnya, menyembur ke tubuh Seli. Cairan itu membentuk jaring—seperti jarring laba-laba, tanpa ampun mengikat Seli. Cacing itu lantas menggigit Seli dan berusaha menarik tubuh Seli masuk ke liang tanah,” (hlm 69-70).
Penduduk Klan Komet Minor adalah bangsa nomad. Hal tersebut karena klan dipenuhi hewan berbahaya, jadi mereka terus berpindah-pindah. Namun, berbeda dengan Klan Bumi yang penduduknya bepergian dengan kuda, gerobak, mobil, kapal, pesawat, di sini penduduknya berpindah sekaligus dengan permukimannya.
Dalam buku ini, pembaca yang akan memperoleh penjelasan yang baik tentang DNA. “DNA adalah biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi genetika setiap organisme makhluk hidup. Terdiri atas dua rangkaian biopolymer yang saling berpilin. DNA inilah yang bertanggung jawab membentuk sifat, kemampuan, dan kecakapan setiap makluk hidup. Instruksi-instruksi genetika yang tersimpan di sana membuat setiap organisme memiliki kekhasan masing-masing,” (hlm 139).
Seperti biasa, Tere Liye selalu berhasil memilih bahasa yang menyentuh dunia persahabatan remaja. Tentang ketulusan seorang teman, “Terima kasih banyak, Ra. Terima kasih banyak telah mengkhawatirkanku begitu dalam,” (hlm 151).
Si Tanpa Mahkota selalu berusaha mengacaukan perjalanan Raib, Seli, Ali, dan Bartozar. Tentu saja keempatnya sekuat tenaga bahu membahu untuk menemukan pusaka agar tidak jatuh ke tangan orang jahat. Nah, apakah si Tanpa Mahkota berhasil mendapatkan senjata tersebut? Kalau iya, ending seperti apa yang disiapkan oleh penulisnya? Cerita fantasi yang satu ini sayang untuk dilewatkan.
Sebagaimana dunia pada aslinya, akan selalu ada orang-orang yang berjuang meniti kebenaran, “Karena aku meyakini, dunia paralel akan selalu menjaga keseimbangannya. Akan selalu ada yang berdiri tegak melawan kejahatan,” (hlm 365).

Yeti Islamawati, S.S.
Guru MTsN 6 Sleman, Yogyakarta





Yeti Islamawati, S.S.
Yeti Islamawati, S.S. Jika aku punyai "impian", maka aku akan berusaha mencari jalan untuk mewujudkannya. Dalam rentang waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 ini, alhamdulillah, ada lebih dari seratus karya saya, termuat di media massa, antara lain Harian Analisa, Harian Bernas, Harian Bhirawa, Harian Singgalang, Kabar Madura, Kedaulatan Rakyat, Koran Jakarta, Koran Pantura, Malang Post, Padang Ekspress, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Sampit, Radar Surabaya, Republika, Solopos, Tribun Jateng, Web Suku Sastra, Web Pergumapi, Majalah Pewara UNY, Majalah Hadila, Majalah Auleea, Majalah Bakti, Majalah Candra, Majalah Fatwa, serta Majalah Guru.

2 komentar untuk "Resensi Buku Komet Minor"

  1. Titanium Tretanium Tools - Titanium Artisan Tools - TiN - TITS
    Titanium Tretanium 2017 ford fusion energi titanium Tools is titanium granite a manufacturer tungsten titanium of advanced tools titanium belt buckle for Tretanium and T.C.T. titanium exhaust tips Tretium Artisan Tools.

    BalasHapus