Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Buku Ibu Pilihan Tuhan





Perjuangan Ibu Membesarkan Gadis Tunanetra

Judul                           : Ibu Pilihan Tuhan
Penulis                        : Rizka Azizah
Penerbit                       : Loka Media
Cetakan                       : Pertama, 2018
Tebal                           : 210 halaman
Nomor ISBN               : 978-602-5509-070

Ibu Pilihan Tuhan merupakan sebuah buku kisah nyata tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya yang tunanetra. Apa yang dituturkan oleh Ibu Nina dituliskan dengan baik oleh Rizka Azizah. Sebuah kisah yang menggetarkan hati dan menginspirasi banyak orang untuk sampai pada pemahaman, ”Dalam segala ujian hidup, kita sebenarnya ditantang untuk menjadi pribadi yang lebih besar,” hal. `167.
Tak ada satu pun ibu di dunia ini yang ingin anaknya terlahir cacat. Sejak proses kehamilan, sang ibu akan melakukan upaya terbaik untuk menjaga kehamilannya. Rajin minum susu hamil, makan makanan yang sehat, hingga cek up rutin agar anak yang terlahir normal, sehat, dan tentu saja dengan fisik lengkap tanpa suatu apa pun. Namun, bagaimana jika takdir berkata lain sementara usaha terbaik telah dilakukan?
Ibu Nina merasa Tuhan telah memilihnya untuk membesarkan anak yang spesial. Untuk itu, ia tak mau larut meratapi nasibnya. Kekurangan fisik anaknya merupakan bagian dari takdir Tuhan, hal yang tak bisa diubah. Tidak ada pula yang patut disalahkan atas kejadian itu, termasuk dokter dan dirinya sendiri sebagai ibu kandungnya. Ia bertekad berjuang sekuat tenaga untuk buah hatinya. Dunianya boleh gelap, tapi tidak dengan masa depannya.
Tentu saja tidak mudah membesarkan seorang tunanetra. Berbagai komentar miring sering dialamatkan kepada Ibu Nina. Seolah, kebutaan anaknya karena kesalahannya. Untungnya, Ibu Nina memilh untuk tidak terlalu peduli apa kata orang yang menghujatnya. “Sedih itu wajar, tetapi jangan membiarkannya berlarut terlalu lama. Segeralah kembali menjadi waras. Bangun harapan-harapan indah untuk masa depan anak. Sebab, berangkat dari harapan itulah kita bisa bertahan, lalu bangkit untuk membuat perubahan. Tuhan Mahabaik. Dia pasti membuka jalan jika kita berusaha dan tak kehilangan harapan,” (hal. 17).
Cobaan Ibu Nina bertambah mana kala rumah tangganya juga tak dapat diselamatkan. Suaminya kasar dan temperamental, ia sering berkata-kata kasar menyakitkan hatinya bahkan suaminya menjalin hubungan gelap dengan perempuan lain. Begitu pula dengan keluarga suaminya yang sering menyakiti hatinya, terlebih ada saudara iparnya menginginkan dirinya pergi.
Jadilah Ibu Nina single parent yang harus menjadi ibu sekaligus ayah. Air mata dan keringat menjadi teman sehari-hari dalam bekerja, mengasuh, dan mendidik.  Namun, ia tetap tegar, demi kehidupan yang lebih baik untuk anaknya. Agar kelak Victoria dapat hidup mandiri dengan ataupun tanpa ibunya dan tidak bergantung pada orang lain.
Setelah melalui perjalanan panjang dan tidak mudah, Ibu Nina berhasil memboyong Victoria tinggal di Sydney. Di sana lebih ramah terhadap disabel dan menyediakan kemungkinan bagi Victoria untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
 Sungguh, Ibu Nina begitu besar hati ketika memutuskan untuk memaafkan mantan suami dan ibu mertunya. Ia percaya, memaafkan merupakan cara terbaik untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan hidup. Membebaskan diri dari segenap dendam dan amarah yang berkecamuk selama bertahun-tahun, membuat perasaan jadi jauh lebih tenang dan enteng. “Memang tidak mudah meluruhkan ego ataupun melapangkan hati untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti hati kita,” (hal. 160)
Jatuh bangun dan kerja keras Ibu Nina terbayar dengan lunas ketika anaknya lulus kuliah dari UNSW (University of New South Wales), salah satu kampus terbaik di dunia. Victoria bahkan lulus dengan dua gelar sekaligus: Bachelor of Arts in Voice Performance and Englihs Literature. Kebahagiaan Ibu Nina dan Victoria belum berhenti, Victoria juga berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak.
Sebuah buku yang cocok dibaca oleh siapa saja, terlebih para orang tua yang memiliki anak disabilitas karena di dalam buku ini banyak terserak ilmu bagaimana memompa kesabaran dan kesadaran untuk menerima takdir sebagai ibu pilihan Tuhan. Fokus pada kemampuan jangan pada kekurangan. “Tak ada yang bisa mengulang kehidupan. Yang bisa kita lakukan yaitu mengambil hikmah dan pelajaran dari masa lalu, untuk memperbaiki hari ini dan membangun harapan untuk hari esok,” (hal. 164).

Yeti Islamawati, S.S. alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Yeti Islamawati, S.S.
Yeti Islamawati, S.S. Jika aku punyai "impian", maka aku akan berusaha mencari jalan untuk mewujudkannya. Dalam rentang waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 ini, alhamdulillah, ada lebih dari seratus karya saya, termuat di media massa, antara lain Harian Analisa, Harian Bernas, Harian Bhirawa, Harian Singgalang, Kabar Madura, Kedaulatan Rakyat, Koran Jakarta, Koran Pantura, Malang Post, Padang Ekspress, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Sampit, Radar Surabaya, Republika, Solopos, Tribun Jateng, Web Suku Sastra, Web Pergumapi, Majalah Pewara UNY, Majalah Hadila, Majalah Auleea, Majalah Bakti, Majalah Candra, Majalah Fatwa, serta Majalah Guru.

Posting Komentar untuk "Resensi Buku Ibu Pilihan Tuhan"