Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Liburan Seru di Sentra Batik Tulis


Liburan kali ini Raina menginginkan sesuatu yang berbeda. Ia baru tidak ingin menghabiskan waktu mengunjungi mall atau tempat wisata kekinian seperti biasanya.

“Put, liburan kita ngapain, nih? Aku pinginnya ngisi liburan yang lain dari biasanya.”

“Iya, aku juga, bosen aja nge-mall terus atau Cuma main hp sosmed-an di kamar,” jawab Putri.

“Ada ide?” pancing Raina

“Aku punya ide, bagaimana kalau kita ke rumah Budhe-ku yang menjadi perajin Batik?”

“Waah, mauuu. Bantul, ya?”

Sayangnya, ketika mengabarkan rencana kepada masing-masing orang tua, tak ada yang bisa mengantar. Orang tua Raina tidak bisa mengambil cuti, sementara itu kedua orang tua Putri ada acara mengurus bisnis ke luar kota. Keduanya kecewa.

“Gagal, deh. Padahal membayangkan aja seru, lhoh,” Putri menghela napas panjang.

“Eh, Put, kenapa kita nggak berangkat sendiri aja?

“Hah, kita, kelas VII? Ke luar kota sendiri?” Putri membelalakkan mata.

“Kenapa tidak?” jawab Raina dengan antusias.

Ibunya Raina membantu membelikan tiket karena untuk pesan kereta jarak jauh menggunakan aplikasi, syaratnya harus sudah punya KTP.

Ya, Raina dan sahabatnya, Putri, berlibur bersama. Mereka akan mengunjungi Budhe-nya Putri yang tinggal di Giriloyo. Salah satu sentra batik tulis di DI Yogyakarta belahan Selatan. Dari Stasiun menuju terminal Giwangan, Rania dan Putri akan naik transjogja. Tentu saja informasi mengenai transjogja ini sudah mereka cari, bahkan mendownlad aplikasinya. Baru dari terminal Giwangan, mereka akan naik transportasi yang dipesan secara online.

Kerabat Putri lahir dan besar di Giriloyo. Jadi sudah sangat mengenal seluk beluk mengenai batik tulis. Setelah makan malam lauk gudeg manggar, Budhe menceritakan tahapan-tahapan membatik sambil menunjukkan gambar. Budhe rupanya telah terbiasa menerima tamu ketika kunjungan dari daerah lain.

Secara sabar Budhe menjelaskan mulai dari memancar kain mori, nyoret, nglowong, membuat isen-isen, nembok, medel, ngerok, mbironi, menyoga, nglorod, hingga terahir mencuci kain batik. Sesekali keduanya menginterupsi dengan pertanyaan.

Keesokan harinya, Budhe melihat langsung proses pembuatan batik. Tentu saja tidak semua tahapan mereka saksikan dalam satu hari. Mereka juga ditunjukkan alat-alat membatik seperti pada gambar berikut.

Riana dan Putri puas mengisi liburan dengan mengunjungi desa yang menjadi sentra batik tulis. Mereka merasa sayang jika kegiatan liburan hanya dinikmati sendiri. Untuk itu, Riana berbagi pengalaman dengan menuliskannya di blog. Sementara itu, Putri membuat video pendek kemudin diunggah ke tiktok.

 

Yeti Islamawati, S.S.
Yeti Islamawati, S.S. Jika aku punyai "impian", maka aku akan berusaha mencari jalan untuk mewujudkannya. Dalam rentang waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 ini, alhamdulillah, ada lebih dari seratus karya saya, termuat di media massa, antara lain Harian Analisa, Harian Bernas, Harian Bhirawa, Harian Singgalang, Kabar Madura, Kedaulatan Rakyat, Koran Jakarta, Koran Pantura, Malang Post, Padang Ekspress, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Sampit, Radar Surabaya, Republika, Solopos, Tribun Jateng, Web Suku Sastra, Web Pergumapi, Majalah Pewara UNY, Majalah Hadila, Majalah Auleea, Majalah Bakti, Majalah Candra, Majalah Fatwa, serta Majalah Guru.

Posting Komentar untuk "Liburan Seru di Sentra Batik Tulis"