Materi Pembelajaran Sastra: Cara Gambang Menulis Cerpen
Siapa
yang ingin menulis cerita? Menulis cerita menang mengasyikkan. Kita bisa
berimajinasi secara bebas. Berikut ini langkah menulis cerita berupa cerpen,
baik cerpen fantasi maupun cerpen tentang kehidupan sehari-hari.
1. Menemukan Ide
Nah, ide ini dapat diperoleh dengan
mengamati objek atau peristiwa. Objek yang diamati bisa dari mengamati lingkungan
sekitar, bisa pula dengan mengunjungi suatu tempat tertentu, baik itu destinasi
wisata yang sudah terkenal maupun
destinasi baru yang belum terekpos.
Dengan mnedatangi objek secara langsung,
kita mempunyai gambaran konkret sehingga mempermudah dalam mendesripsikan sesuatu.
Sebagai contoh, kita ingin menulis cerita dengan latar kafe buku, maka datangi
saja kafe buku. Bagaimana suasana kafe? Apa saja menunya? Bagaimana pelayanan
para pegawai (atau kalau itu kafe kopi, barista)? Bagaimana rasa makanan atau
minumannya? Apa keunikan dari kafe tersebut? Itulah serunya penulis, kita
bahkan bisa menjalani proses menulis dengan awal yang mengasikkan.
Untuk cerita fantasi, bisa dengan
imajinasi, misalnya alangkah enaknya jika tugas manusia dibantu oleh robot.
Bagaimana jika sekolah tidak harus membawa alat tulis. Bagaimana jika di
dalamkelas ada seperangkat alat musik? Bagaimana jika di balik papan tulis
kelasmu ternyata ada tangga menuju suatu tempat? Dan seterusnya.
2. Membuat Kerangka Cerita
Penting membuat kerangka cerita agar
cerita kita fokus dan tidak melebat ke mana-mana atau lari ke sana ke mari.
Ibarat orang yang sedang tawaf, harus ada pusat dari pergerakan ketika berputar.
Pastikan cerpen yang kita buat ada pendahuluan,
Isi (pengenalan masalah, puncak masalah hingga peleraian), dan penutup. Untuk
penjabaran ada pada poin “Mengembangkan Cerita”.
3. Mengembangkan cerita
Kerangka yang sudah
kita susun, perlu dikembangkan agar menjadi cerpen yang utuh. Tambahkan narasi yang
baik, dan dialog yang apik lagi hidup. Kemudian kembangkan bagian-bagian dari
cerpen.
a. Pendahuluan
Pendahuluan biasanya berupa pengenalan
tokoh dan latar. Pendahuluan merupakan pintu masuk cerpen. BUatlah pendahuluan
yang membuat pembaca ingin menyelesaikan membaca cerpen kita. Jangan terlalu
bertele-tele, karena cerpen bukanlah novel.
b. Isi
Bagian isi terdiri dari pengenalan
masalah, puncak masalah hingga peleraian.
Pengenalan masalah merupakan penyebab
masalah. Tokoh utama mulai menemukan permasalahan atau konflik. Dalam cerpen
harus ada konflik. Itulah uniknya, jika dalam kehidupan nyata kita tidak boleh
membuat konflik, tetapi di dunia cerpen justru harus menciptakan konflik. Hehe.
Permasalahan-permasalahan yang
terakumulasi menjadi klimaks (puncak masalah). Lalu turun lagi, ada akibat dari
konflik, kemudian penyelesaian.
Sehingga nanti akan tambah penyebab
konflik, konflik, dan akibat konflik. Ciptakan kejutan-kejutan dalam cerita
sehingga pembaca merasa menjadi tokoh-tokohnya.
Kalau tokohnya sedih, buatlah pembaca
menangis, kalau lucu, buatlah pembaca terbahak-bahak, dan seterusnya. Mainkan
perasaan pembaca, biarkan mereka baper (terbawa perasaan)!
Oya, sebagai tambahan, jangan penuhi cerpen
kita hanya dengan dialog. Narasi dan dialog proporsional. Pastikan dialog yang
ada, berguna menguatkan narasi, Janganah dengan tujuan agar cerpen kita terlihat
panjang dan banyak halamannya!
c. Penutup
Bagian penutup berupa akhir dari sebuah
cerpen. Sebagai penulis cerpen, kita boleh menutup cerita dengan akhir yang
jelas, dapat juga membuat akhir yang menggantung. Untuk akhir yang menggantung,
pembaca menyimpulkan sendiri.
Penulisan akhir cerita, buatlah yang
tidak mudah tertebak. Jadi pembaca akan terkesan.
Bagian penutup tak kalah penting. Evi
idawati, seorang cerpenisdna penyair mengatakan, “Cerpen yang baik adalah cerpen
yang bisa hodup di hati para pembacanya.”
4. Buatlah Judul yang Menarik
Judul sebenarnya fleksibel mau dibuat
kapan. Tak jarang penulis menjadikan judul sebagai pijakan dalam menulis
cerpen. JAdi sejak awal sudah menentukan judulnya. Namun, ada pula yang memilih
menuliskan cerpen dulu, baru mncari judul yang tepat, yang menggambarkan
keseluruhan isi cerita.
Judul dibuat semenarik mungkin. Judul
yang baik dapat menjadi magnet seseorang untuk membaca cerpen kita. Usahakan judul
jangan terlalu panjang. Judul pendek yang unik, kadang juusru menimbukan penasaran
bagi pembaca.
5. Suntinglah
Tulisan apa pun
memerlukan penyuntingan di akhir. Perhatikan cerpen kita. Sudahkah terbebas
dari salah ketik? Apakah antar kalimat sudah nyambung? Adakah kata-kata atau
kalimat yang mubazir? Sudah tepatkah penggunaan tanda baca? Apakah sudah
menggunakan ejaan sesuai kbbi? Mana yang memerlukan cetak miring? Misalnya
cetak miring digunakan ketika penulis tetap memertahankan kata dalam bahasa
jawa atau asing. Adapun untuk dialog, boleh menggunakan kata tidak baku.
Ingat tulisan kita
diperuntukkan untuk orang lain, jadi pastikan pembaca cerpen kita menikmati
tulisan kita.
6. Publikasikan
Sayang sekali jika cerpen yang sudah
kalian buat itu hanya berhenti di buku tulis atau leptop kita. Atau berhenti di
lembaran tugas yang dikumpulkan untuk tugas sekolah. Kalian punya social media?
Kita bisa unggah karya di sana. Atau kalian bisa juga mengirimkan karya ke
media massa baik media online maupun koran-koran konvensional.
7. Teruslah Belajar
Seorang penulis yang baik senantiasa akan
terus belajar, salah satunya, ya, dengan banyak membaca cerpen. Kita jadi punya
gambaran bermacam-macam model cerpen. Kita boleh mencermati, mempelajari, tapi
tidak boleh menciplak. Itu melanggar kode etik seorang penulis. Salah satu
syarat seorang penulis ialah jujur. Jangan pernah sekali pun melakukan plagiat.
Haram hukumnya!
Tips
Ketika menulis, tulislah apa adanya, dari
hati serta apa saja yang terbersit pikiran kita. Tulis saja dulu. Jangan menulis sekaligus menyunting!
Sebagai penulis pemula, jangan lekas
galau dengan merasa tulisan kita jelek. Biasanya untuk awal-awal menulis memang
jelek! Jadi, teruslah menulis.
Contoh
cerpen:
Posting Komentar untuk "Materi Pembelajaran Sastra: Cara Gambang Menulis Cerpen"