Saya, Flp, dan Dakwah Kepenulisan
Bertahun lalu, saya pernah mengikuti FLP.
Namun, karena jarak tempuh antara rumah dan kampus jauh, terlebih karena hanya
menggunakan kendaraan umum dengan jadwal bus terbatas, saya tidak bisa bebas
melakukan kegiatan FLP. Sejak itu, saya tahu kegiatan riil FLP alah satunya
(waktu itu) beda cerpen, bertempat di Balairung UGM.
Beberapa saat bergulir, saya pun sudah
kerja. Saya mendapati buku-buku terbitan FLP yang menurut saya sangat berbobot.
Ceritanya penuh ibroh dan unik. Misalnya, novel Andriana Labirin Cinta di
Kilometer 0, Facebook on Love, dan The Road of Empire Pangeran Takudar Khan.
Selalu saja bukunya membuat saya baper dan unforgetabel. Adapun tentang cerpen
Islami yg bernilai dakwah, saya kenal melalui majalah Annida sewaktu SMA. Dari
majalah tersebut saya mengenal sosok penggeraknya sebut saja Helvy Tiana Rosa,
Asma Nadia, Afifah, dan lain-lain.
Kini saya sudah kerja, selain menjadi
guru, saya mulai merintis hobi saya di bidang memulis. Mencoba menulis opini
dan resensi kemudian dikirimkan ke media massa. Banyak yang dimuat, lebih
hanyak lagi yang tidak dimuat.
Menelisik ke dalam hati, bahwa usia
tulisan akan lebih panjang daripada usia manusia. Maka, menulis sama saja
dengan investasi dalam keabadian. Bagi saya, menulis bisa menjadi sarana
dakwah. Melalui tulisan, dapat terinspirasi dan mengajak orang lain ke arah yang
lebih baik kemudian sebagai jalan mendekatkan diri pada Allah.
Bukankah yang berasal dari hati akam
tertangkap oleh hati juga? Selanjutnya, dalam melakukan kebaikan perlu
berjamaah. Ibaratnya lidi-lidi yang perlu disatukan menjadi sebuah sapu agar
lebih berdaya guna.Untuk itulah, saya memutuskan ingin bergabung dengan FLP,
dan mencoba mendaftar rekruitmen untuk wilayah Jogja. Dengan atau tanpa kita,
dakwah akan terus bergulir. Semoga kita termasuk dalam barisan orang-orang yang
menyeru dalam kebaikan sekaligus mencegah kemungkaran.
Tulisan ini merupakan salah satu syarat mendaftar rekruitmen
FLP Jogja
Di atas rel Jogja-Jakarta, 29 Januari 2018
Posting Komentar untuk "Saya, Flp, dan Dakwah Kepenulisan"