Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Novel Kiamat Masih Lama



Pelajaran Religi pada Novel Kiamat Masih Lama

Judul Buku     : Kiamat Masih Lama
Penulis           : Langlang R.
Penerbit          : Gong Publisher, Banten
Cetakan          : Juni 2017
Tebal Buku     : x + 302 halaman
Nomor ISBN  : 978-602-6663-25-2

Sesungguhnya, pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanya di sisi Allah. Terdapat dalam firman Allah QS. Al-A’raf ayat 187, "Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: 'Bilakah terjadinya?' Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba'. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui'."
Novel ini bukan hendak mengabarkan tentang kapan datangnya kiamat. Namun, lebih kepada esensi bagaimana manusia mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah dunia fana ini. sebuah novel yang membuka mata pembaca, tentang bagaimana menyikapi hari kiamat.
Suatu ketika, kakak beradik Bojes dan Boim mendapatkan pengalaman spiritual ketika secara bersamaan koma. Keduanya sama-sama merasa ditemui sesosok makhluk asing yang mengabarkan kiamat masih lama. Bojes diminta makhluk tersebut untuk tidak usah buru-buru melakukan taubat. Bojes bisa melakukan apapun kejahatan yang dimauinya karena kiamat masih lama. Adapun Boim, dinasehati oleh makhluk asing untuk banyak beramal, mumpung kiamat masih lama.
Ketika siuman, keduanya melakukan apa yang dinasehati makhluk asing dalam komanya. Boim menasehati kakaknya untuk tidak mengindahkan pesan yang menyesatkan tersebut. Bojes malah menjawab bahwa ia akan seperti ayahnya, tobatnya nanti kalau sudah tua. Keduanya pun menempuh jalan yang berbeda. “Jika kiamat masih lama, pilihannya ada dua: tetap maksiat atau segera taubat.” (halaman 91)
Sementara itu, Muzakir, ayah Bojes dan Boim yang sudah pensiun dari pekerjaan menjadi preman pasar memutuskan menjadi relawan tentara untuk membantu memberantas teroris di hutan Kalimantan. Namun, ketika istrinya sebelum meninggal berpesan untuk menjaga Bojes dan Boim menjadi manusia yang baik Muzakir memutuskan menjadi marbot. Setiap waktu shalat, ia mengumandangkan azan sekaligus menjadi imam. “Mantan yang baik adalah mantan penjahat. Tidak percaya? Coba pilih, lebih baik mantan penjahat atau mantan ustad?” (halaman 199).
Sayangnya, tak banyak penduduk Kampung Rindu Jaya menggubrisnya. Tak lelah ia dibantu Boim mengajak orang-orang agar mau shalat di musala. Bojes bukannya membantu, malah membuat berita hoax yang menghasud penduduk untuk tidak usah ke masjid karena kiamat masih lama.
Muzakir dan Boim pantang menyerah, hingga akhirnya bertambahlah satu jamaah, bernama Nisa. Kembang desa yang banyak diincar pemuda termasuk Bojes dan Boim. Sudah pasti Nisa memilih Boim yang rajin beribadah. Singkat cerita Boim dan Nisa berhasil mengajak anak-anak dan remaja untuk pengajian. Meskipun kedatangan remaja tersebut semata-mata ingin bertemu Boim atau Nisa. Bojes dan Ratu, saudara kakak Nisa yang dibakar api cemburu melakukan makar untuk menjauhkan Boim dari Nisa.
Apa yang dilakukan Bojes beserta kawan-kawannya dalam bermaksiat, menunjukkan bahwa sebuah kejahatan yang terkoordinir dapat mengalahkan kebaikan yang tercerai-berai. Muzakir belum berhasil mengajak warganya untuk ikhlas jamaah di masjid. Pun Boim belum berhasil meminang Nisa karena ibu Nisa mensyaratkan sejulah uang yang sulit dipenuhi oleh Boim. Dan ketika akhirnya Boim berhasil mengunmpulkan uang yang diminta, uang tersebut digasak oleh Bojes.
Langlang R. melalui novel religi komedi Kiamat Masih Lama banyak memberikan pencerahan. Sesekali membuat pembaca terawa terpingkal-pingkal untuk kemudia menelisik lebih jauh ke hati masing-masing. Pada akhirnya pembaca diajak untuk menentukan pilihan, menunda taubat dengan tetap melakukan kemaksiatan atau menabung amal kebaikan. Apapun itu masing-masing ada konsekuensinya. “Siapa saja boleh tertawa haha di dunia, tapi jangan sampai menangis hiks hiks di akhirat.” (halaman 1)

(Resensi tersebut pernah tayang di Kabar Madura, edisi 20 Februari 2018)




Yeti Islamawati, S.S.
Yeti Islamawati, S.S. Jika aku punyai "impian", maka aku akan berusaha mencari jalan untuk mewujudkannya. Dalam rentang waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 ini, alhamdulillah, ada lebih dari seratus karya saya, termuat di media massa, antara lain Harian Analisa, Harian Bernas, Harian Bhirawa, Harian Singgalang, Kabar Madura, Kedaulatan Rakyat, Koran Jakarta, Koran Pantura, Malang Post, Padang Ekspress, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Sampit, Radar Surabaya, Republika, Solopos, Tribun Jateng, Web Suku Sastra, Web Pergumapi, Majalah Pewara UNY, Majalah Hadila, Majalah Auleea, Majalah Bakti, Majalah Candra, Majalah Fatwa, serta Majalah Guru.

Posting Komentar untuk "Resensi Novel Kiamat Masih Lama"