Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trip ke Bromo

Ala-Ala Backpakeran ke Bromo



Kali ini saya akan bercerita trip ke Bromo. Saya dan keluarga sengaja tidak menggunakan kendaraan pribadi agar benar-benar santai, tidak perlu memikirkan macet, memusatkan konsentrasi ketika jalanan ramai. Selain itu, kalau naik angkutan umum, ngantuk tinggal tidur aja, ya, kan? Asal tidak keblabasan tentunya.

Yah, siapa tahu tulisan sederhana ini bisa jadi gambaran perjalanan trip ke Bromo ala-ala bacpakeran.

Sementara itu, misi yang lain adalah menjawab rasa penasaran: Berapa sih budged minimal yang dikeluarkan untuk trip ke Bromo? Tentu saja ini versi kami, ya, bisa jadi orang lain berbeda lagi. Harapannya, semoga bisa menjadi semacam tambahan informasi. Begitu. Karena pada akhirnya, pilihan perjalanan adalah tentang seberapa banyak budget yang dilokasikan.

Perjalanan hari pertama dimulai dari Stasiun Lempuyangan menggunakan kereta ekonomi. Kereta berangkat pukul 07.31 dan tiba di Stasiun Kediri pukul 11.52 WIB. Saya turun di Stasiun Kediri karena hendak menjemput anak pertama yang selesai kursus Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri.

Kereta ekonomi ini udah nyaman, lho. Cuma, karena memang duduknya berhadap-hadapan, harus bersabar dengan kondisi kaki. Ya, jarak antar kaki kita dan penumpang di depan kita relatif mepet.

Stasiun Kediri ke Stasiun Malang Kota (13.00—17.25) ditempuh menggunakan Kereta Api Lokal. Kalau dihitung-hitung memang relatif lama durasinya. Mungkin karena treknya muter-muter dulu dan sering berhenti di stasiun-stasiun.

Sesampainya di Stasiun Malang Kota, naik kendaraan (Offline) menuju penginapan sekira 15 menit. Sengaja cari penginapan paket hemat (baca murah meriah, asal dalam kamar ada toilet pribadinya) karena hanya butuh beberapa jam saja untuk membersihkan diri dan istirahat sejenak mempersiapkan stamina ke Bromo.

Pukul 01.15 WIB, mobil (kijang) jembutan menuju Bromo datang, saya dan keluarga langsung cek out saat itu juga. Di tempat transit kami diarahkan ganti naik jeep.

Saya berempat, bersama suami, dan 2 anak (13 dan 11 tahun). Kemudian ada tambahan peserta trip lain dua orang (karena ini trip gabungan, satu jeep 6 orang). Alhamdulillah, teman seperjalanan kami menyenangkan, jadi nya kompak. Teman baru ini dari Medan, seorang Ibu paruh baya yang lincah beserta anak gadisnya (kelas 12).

Oya, saran saya, jangan bawa koper karena jeep menjadi penuh sesak dan kurang fleksibel dalam penataan. Oya, patuhi saja imbauan dari pihak trip (bisa dibuka di tautan https://www.bromotravelindo.com/tips-persiapan-wisata-bromo/).

 

Sunrise Penanjakan

Jeep berjalan dengan gagah memecah keheningan malam. Karena masa liburan, ada banyak pasukan jeep. Jalanan naik-naik terus, cukup halus tapi sesekali juga melewati jalan yang rusak berasa terbanting-banting di dalam jeep. Yang ketiduran, hati-hati jangan sampai kejedot.

Objek pertama di Bukit Penanjakan. Sebelum naik ke Bukit Penanjakan, jika ingin “ke belakang” jangan ditahan, pastikan sudah ke toilet sehingga saat perjalanan naik dan ketika di atas tidak menahan sesuatu (di atas tidak ada toilet). Ikuti saja saran dari guide (yang merangkap sopir jeep).

Pukul 04.00 WIB sampaiah jeep kami di parkiran dekat Bukit Pananjakan. Sepanjang perjalanan naik dan ketika di bukit, kabut cukup tebal. Banyak yang kedinginan. Entah, kami sekeluarga masih merasa tahap aman, tidak menggigil. (Menggunakan jaket parasut dengan ketebalan sedang).

Kami mencari tempat yang nyaman untuk persiapan salat Subuh sekaligus menunggu sunrise nantinya. Sesekali rintik embun menyapa wajah. Sampai saatnya matahari terbit, kabut tetap tebal sehingga semua tidak dapat menyaksikan sunrise.

 

Kawah Gunung Bromo

Setelah agak terang, perjalanan dilanjutkan menuju Kawah Bromo. Turun dari jeep, tentu saja segera berfoto-foto ria. Seluruh pemandangan indah. Dari jauh tampak Pura Luhur Poten yang nantinya ketika naik ke kawah akan dilewati.

Untuk menuju Puncak Bromo, bisa berjalan kaki sebenarnya. Namun, kami memang sudah berencana naik kuda. Ada banyak yang menawarkan kuda untuk di sewa, kita tinggal memilih. Ya, pastikan menggunakan masker karena debu beterbangan. Naik kuda pun tidak bisa sampai puncaknya. Tetap melanjutkan dengan berjalan kaki menaiki tangga. Oya, di sekitar tersedia toilet, penjual makanan dan minuman ringan, juga souvenir.

 

Pasir Berbisik Dilanjut ke Bukit Teletubbies/Padang Savana




Turun dari kawah, naik jeep lagi menuju Objek Pasir Berbisik. Mungkin di antara kalian ada yang tahu film “Pasir Berbisik” yang salah satunya dibintangi oleh Dian Sastro. Dah di sini salah satu lokasi syuting film tersebut.

Tampak lautan pasir sejauh mata memandang. Pintar-pintarlah mengambil gambar sehingga tampak hanya kita sendiri di situ, hehe... Karena pada aslinya, musim liburan, pastilah penuh.

Puas foto-foto, segera naik jeep lagi menuju ke Bukit Teletubbies atau Padang Savana. Pemandangan yang indah, cocok untuk mengabadikan gambar dengan latar pegunungan.

 

Pulang Kembali ke Malang

Pemandangan saat turun spektakuler, yang sewaktu berangkat tidak bisa terlihat karena gelap. Sayangnya, saya sendiri sudah terkantuk-kantuk karena sejak tengah malam belum tidur. Selain itu perjalanan trip Bromo ini emang benar-benar menguras tenaga.

Selesai trip kami dibebaskan mau diantar ke mana asal masih di Malang. Kami memilih langsung ke stsiun karena jadwal kereta sudah mepet. (Sebenarnya enggak terlalu mepet banget sih, secara masih sempat makan juga di stasiun). Dengan pengantaran langsung ini otomatis lebih hemat karena tidak perlu lagi biaya mobil seperti waktu menuju penginapan.

Ada sih kereta api langsung Malang Yogyakarta. Tentunya harga tidak semurah naik kereta ekonomi. Sebagai catatan, kereta ekonomi dengan harga murah hanya sampai tak ada yang sampai Malang. Sementara itu, kami ke Surabaya dulu karena ada rencana ketemu kerabat di sana.

Malang ke Surabaya naik Kereta Api Lokal  (Pukul 13.10—16.06). Karena suatu hal cancel ketemu kerabat. Masih di atas kereta, kami mencari penginapan di Surabaya. Hasil browsing, dengan tetap mengedepankan prinsip ekonomis, haha, kami mencari penginapan sesuai kebutuhan. Kondisi lelah salah satu fasilitas yang kami perlukan adalah ketersediaan bathtup. Selain itu, anak-anak menginginkan yang ada kolam renangnya. Dengan berusaha mengakomodasi semuanya, jatuhlah pilihan ke salah satu hotel yang tak jauh dari stasiun. Yah, senang banget akhirnya nemu harga yang ramah kantong melalui aplikasi Pegipegi.

Awalnya sempat mau sewa mobil untuk jalan-jalan ke Suramadu atau Mall yang dekat-dekat aja. Ternyata lelah dari Bromo masih menggelantung. Jadinya kami di hotel saja, bahkan untuk makan saja gofood.

Paginya check out lalu menuju Stasiun Gubeng, sengaja pagi-pagi karena mencari sarapan di sekitar sana. Oya, untuk pulangnya, memang anak-anak request naik kereta eksekutif. Sebetulnya kalau mau lebih hemat, bisa naik kereta ekonomi seperti waktu berangkat. Pukul 09.00—13.04 WIB kami berada di atas Kereta Api Antar Kota Sancaka/175A.

 

List Anggaran

Stasiun Lempuyangan—Stasiun Kediri (Kereta Api Antar Kota: Kahuripan 284 Ekonomi) @ 80.000 x 4 = Rp320.000

Kereta Stasiun Kediri—Stasiun Malang Kota (Kereta Api Lokal Commuter: Dhoho Penataran/361) @ 15.000 x 4 = Rp60.000

Stasiun Malang Kota—Penginapan Rp35.000

Penginapan (Green House Borobudur, 74.868 dibulatkan) Rp75.000

Biaya trip Bromo (promo, buy 1 get 1) @ 595.000 x2 = Rp1.190.000

Stasiun Malang—Stasiun Gubeng Surabaya (Kereta Api Lokal Commuter: Dhoho Penataran/359) @12.000 x 4 = Rp48.000

Stasiun Gubeng Surabaya—Penginapan (mobil offline) Rp25.000

Hotel (Grand Surabaya Hotel 317.324 dibulatkan) Rp318.000

Hotel—Stasiun Gubeng (mobil online) Rp24.000

Stasiun Gubeng Surabaya—Stasiun Yogyakarta @ 245.000 x 4 = Rp980.000

 

Berikut biaya perjalanan solo/sendirian (tanpa transit penginapan)

Stasiun Lempuyangan—Stasiun Kediri (Kereta Api Antarkota Kahuripan, ekonomi) @ Rp80.000

Kereta Stasiun Kediri—Stasiun Malang Kota (Kereta commuter) @ Rp15.000

Biaya trip Bromo (promo, buy 1 get 1 free @297.500 dibulatkan) @ Rp298.000

Stasiun Malang—Stasiun Wonokromo Surabaya (Kereta commuter) @ 12.000

Stasiun Wonokromo Surabaya—Stasiun Lempuyangan (Kereta Api Antarkota: Sri Tanjung, ekonomi) @ Rp88.000

 

Beberapa Catatan

1.        Travel Bromo menggunakan Cak Ferdi Tour & Travel TELP/SMS/WA: +6282136374017 (Paket promo, buy 1 get 1 free)

2.        Untuk transportasi, reservasi Tiket: Menggunakan Aplikasi KAI

3.        Untuk penginapan, reservasi menggunakan Aplikasi Pegi-pegi

4.        Konsumsi

Untuk konsumsi ini semampunya dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Harga rata-rata minuman air mineral di tempat wisata/stasiun Rp10.000

5.        Lainnya

Sewa kuda di Bromo Rp100.000

Toilet rata-rata Rp5.000

 

 


 

#tripkebromo

#pakethematbromo

#bacpakeranbromo

 

 

 

 

 


Yeti Islamawati, S.S.
Yeti Islamawati, S.S. Jika aku punyai "impian", maka aku akan berusaha mencari jalan untuk mewujudkannya. Dalam rentang waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 ini, alhamdulillah, ada lebih dari seratus karya saya, termuat di media massa, antara lain Harian Analisa, Harian Bernas, Harian Bhirawa, Harian Singgalang, Kabar Madura, Kedaulatan Rakyat, Koran Jakarta, Koran Pantura, Malang Post, Padang Ekspress, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Sampit, Radar Surabaya, Republika, Solopos, Tribun Jateng, Web Suku Sastra, Web Pergumapi, Majalah Pewara UNY, Majalah Hadila, Majalah Auleea, Majalah Bakti, Majalah Candra, Majalah Fatwa, serta Majalah Guru.

Posting Komentar untuk "Trip ke Bromo"